Krisis Deforestasi : Menggugat Hilangnya Paru-Paru Nusantara

 

Ketika langit dipenuhi kabut asap dan sungai kehilangan sumber airnya, barulah kita menyadari bahwa hilangnya hutan bukan sekadar isu lingkungan, tetapi persoalan hidup sehari-hari.

Indonesia merupakan salah satu negara yang diberkahi hutan hujan tropis terluas di dunia. Sayangnya, warisan alam ini terus tergerus akibat aktivitas manusia. Berdasarkan laporan Global Forest Watch, sepanjang 2002 hingga 2023, Indonesia telah kehilangan lebih dari 10 juta hektar hutan primer. Tahun 2023 saja, sekitar 133.000 hektar hilang—menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga penyumbang deforestasi terbesar global.

Perusakan hutan berdampak jauh lebih luas daripada sekadar perubahan lanskap. Ia berkaitan erat dengan peningkatan emisi karbon, hilangnya biodiversitas, serta meningkatnya bencana alam seperti banjir dan kekeringan yang makin sering terjadi.

Kaitan dengan Perubahan Iklim

Pohon-pohon di hutan bertindak sebagai penyerap karbon alami. Ketika hutan ditebang, karbon yang tersimpan dalam biomassa dilepas ke atmosfer, memperparah efek rumah kaca. World Resources Institute mencatat, kehilangan hutan tropis bertanggung jawab atas sekitar 8% emisi karbon global. Ini menjadikan deforestasi sebagai faktor utama dalam perubahan iklim yang kini juga melanda Indonesia dengan cuaca ekstrem dan naiknya permukaan laut.

Komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi melalui Perjanjian Paris memang telah disusun, namun menurut Climate Action Tracker, kebijakan yang ada saat ini masih jauh dari cukup untuk mencapai target 1,5°C.

Kerusakan Habitat dan Kepunahan Spesies

Selain perubahan iklim, hilangnya hutan juga berarti hilangnya habitat bagi berbagai spesies endemik. Populasi orangutan di Kalimantan, misalnya, telah berkurang drastis akibat perambahan hutan untuk perkebunan dan tambang. WWF Indonesia memperingatkan bahwa spesies ini bisa punah jika habitatnya terus menyusut.

Perusakan ekosistem ini tidak hanya berdampak pada satwa, tetapi juga pada keseimbangan alam yang menopang kehidupan manusia.

Siapa yang Tersingkir?

Ironisnya, mereka yang paling bergantung pada hutan—masyarakat adat dan komunitas lokal—sering kali menjadi korban utama. Alih-alih dilibatkan dalam perlindungan hutan, mereka kerap diusir atas nama pembangunan. WALHI mencatat, sepanjang 2023 terjadi lebih dari 150 konflik agraria yang melibatkan masyarakat dan industri yang beroperasi di kawasan hutan.

Hak masyarakat adat atas tanah leluhur mereka kerap diabaikan, padahal merekalah penjaga hutan yang paling berpengalaman dan berkelanjutan.

Ada Harapan, Tapi Lemah Eksekusi

Sejak 2011, Indonesia telah menetapkan moratorium pemberian izin baru di kawasan hutan primer dan gambut. Meski kebijakan ini diperkuat pada 2019, penerapannya masih menghadapi tantangan serius, mulai dari lemahnya pengawasan hingga praktik korupsi di lapangan. Laporan Mongabay Indonesia menunjukkan bahwa banyak proyek eksploitasi tetap berjalan melalui celah hukum dan izin lama.

Sementara itu, program reboisasi sering kali hanya bersifat simbolis—dilakukan secara massal tetapi dengan tanaman monokultur yang tidak menggantikan fungsi ekologis hutan asli.

Hutan adalah pusat kehidupan: menyimpan air, mengatur iklim, menjadi rumah bagi jutaan makhluk, dan menopang kehidupan manusia. Deforestasi bukan hanya masalah lingkungan, tetapi ancaman terhadap masa depan bangsa.

Kita tidak bisa terus menunda kesadaran ini. Sebagai warga dan generasi muda, kita bisa memulai dari hal kecil: menolak produk yang menyebabkan deforestasi, mendukung gerakan lingkungan, hingga mengawal kebijakan publik.

Jika hari ini kita tidak bersuara, mungkin besok yang hilang bukan hanya pohon—tetapi juga harapan.

Penulis : Rifky Hidayatullah  (L1B021067)

 

Referensi :

 

Global Forest Watch. (2024). Indonesia - Dashboard. https://www.globalforestwatch.org/dashboards/country/IDN/

World Resources Institute. (2024). Global tree cover loss rose in 2023, driven by forest fires and agricultural expansion. https://www.wri.org/insights/global-tree-cover-loss-data-2023

Climate Action Tracker. (2024). Indonesia - Country Summary. https://climateactiontracker.org/countries/indonesia/

WWF Indonesia. (2023). Tentang satwa orangutan. https://www.wwf.id/id/tentang_satwa_orangutan/

WALHI. (2023). Laporan Tahunan WALHI 2023. https://www.walhi.or.id/laporan-tahunan-2023

Mongabay Indonesia. (2022, August 23). Evaluasi 11 tahun moratorium izin hutan dan gambut. https://www.mongabay.co.id/2022/08/23/evaluasi-11-tahun-moratorium-izin-hutan-dan-gambut/

United Nations Environment Programme. (2023). Southeast Asia’s forests under threat. https://www.unep.org/news-and-stories/story/southeast-asias-forests-under-threat

 


Comments

Popular posts from this blog

Kuliah atau Kerja? Menimbang Prioritas Anak Muda Masa Kini

Keadilan Itu Ada, Tapi Tidak Untuk Semua

Komunikasi dalam Sunyi: Strategi Komunikasi Orang Tua Dalam Membangun Dunia Anak Autis